Jangan Hancurkan Kepercayaan Diri Anak dengan 5 Sikap Berikut

Diposting pada
banner 336x280

Penting bagi pertumbuhan emosional dan sosial anak dan mengajarkan untuk menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan memiliki percaya diri. Namun, perilaku tertentu — yang sebagian besar tidak disengaja — dapat mengikis kualitas penting ini.

.


Jangan dikritik terus-menerus

Anak-anak tumbuh dengan dorongan. Tetapi kritik yang terus-menerus dapat meninggalkan bekas luka emosional yang tidak terlihat. Mengoreksi kesalahan memang penting, tapi jika nadanya kasar atau terlalu sering bisa membuat anak meragukan kemampuan dirinya. Fokuslah pada umpan balik yang membangun. Alih-alih mengatakan, “Kamu selalu membuat berantakan,” cobalah, “Mari kita cari cara untuk merapikannya lain kali.”


Membandingkan dengan orang lain

Suatupun “Mengapa kamu tidak bisa seperti saudaramu?” dapat tersakiti sangat kehati-hatian anak. Perbandingan dapat membuat anak merasa tidak mampu dan dapat menimbulkan kebencian terhadap orang yang dibandingkan. Terimalah kekuatan dan kelebihan unik anak. Ganti perbandingan dengan pujian yang bersifat pribadi, seperti.” Aku suka betapa kreatifnya idemu!”


Perlindungan yang berlebihan

atau kekecewaan, perlindungan yang terlalu berlebihan dapat menghalangi kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan. Anak yang tidak diberi kesempatan untuk membuat kesalahan dapat tumbuh dengan meragukan kemampuannya. Izinkan mereka menyelesaikan masalah kecil secara mandiri. Mulailah dengan tugas-tugas yang bisa mereka lakukan dengan mudah seperti mengemas tas sekolah atau menyelesaikan konflik kecil dengan teman.


Mengabaikan prestasi anak

Tidak mengakui usaha atau keberhasilan siapa pun, baik anak besar maupun kecil, dapat membuatnya merasa tidak cukup dihargai. Lama kelamaan, ia mungkin akan berhenti mencoba karena merasa usahanya tidak penting. Rayakan pencapaian, bahkan yang paling kecil pun.

Ucapan sederhana, “Aku bangga padamu karena sudah berusaha!” akan sangat membantu dalam membangun kepercayaan diri anak.


Memberi label negatif

Mengenal istilah anak malas, pemalu, atau canggung mungkin terkesan tidak berbahaya pada saat itu. Namun, label tersebut dapat menduduki tempat dan menciptakan gambaran diri anak. Sampai dekade kemudian, mereka mungkin akan menerima tuduhan tersebut dan memulai percaya impreknisasi kata-kata terebut pastikan siapa mereka sebenarnya. Berfokus pada perilaku, bukan sifat. Sebaliknya, katakanlah kepada anak, “Ayo, kita berusaha untuk lebih bertindak aktif dalam menyelesaikan tugasmu.”

Advertisement