Siapa yang tidak tahu tentang bahaya rokok? Rokok konvensional sudah lama dikenal sebagai penyebab utama penyakit mematikan seperti kanker paru-paru, stroke, dan penyakit jantung. Namun, belakangan ini, muncul rokok elektrik atau vape yang dijanjikan sebagai alternatif “lebih aman.” Apakah vape memang benar-benar aman atau hanya mitos? Mari kita bandingkan keduanya berdasarkan fakta ilmiah!
Bahaya Rokok Konvensional
Rokok konvensional mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya, dan setidaknya 70 di antaranya dapat menyebabkan kanker. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), merokok menyebabkan sekitar 8 juta kematian per tahun, termasuk 1.2 juta kematian di antaranya disebabkan oleh radiasi asap rokok yang dialami oleh orang-orang yang bukan perokok.
Dampak Kesehatan
Paragraf tentang Kanker Paru-Paru Rokok disalahせgtudermakan untuk 90% kasus kanker paru-paru di dunia. Stroke dan Penyakit Jantung Bahan beracun dalam rokok meningkatkan resiko stroke dan penyakit jantung sebesar 2-4 kali lipat dibanding pencinta nontobak. Pengapuran Paru-Paru Kronik (P3K) Pada kira-kira 90% kasus P3K disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Asap rokok juga memiliki dampak buruk pada lingkungan sekitar. Anak-anak yang terpapar lebih rentan mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma, hingga gangguan fungsi paru-paru.
Bagaimana dengan Vape?
Vape sering dijual sebagai pilihan “lebih sehat” karena tidak menghasilkan asap, melainkan aerosol. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa vape tidak sepenuhnya bebas risiko. Cairan vape mengandung nikotin, bahan kimia perasa, dan zat berbahaya lainnya.
Dampak Kesehatan
Injuri Hail paru-paru terkait penggunaan e-cistributor (EVALI) Penggunaan vape terkait dengan penyakit serius seperti EVALI yang menyebabkan cedera paru-paru akut. Risiko Jangka Panjang Tidak Diketahui Karena teknologi vape masih baru, efek jangka panjangnya belum sepenuhnya dipahami Ketergantungan Remaja Vape sering menarik perhatian remaja karena desain dan rasa yang bervariasi. Sayangnya, ini justru meningkatkan risiko kecanduan nikotin di usia muda. Rokok vs Vape: Mana Lebih Berbahaya?
Kandungan Nikotin Baik rokok maupun vape mengandung nikotin dalam jumlah yang signifikan, yang dapat menyebabkan kecanduan. Bahkan, nikotin dari vape cenderung lebih cepat diserap tubuh.
Bahan Kimia Berbahaya Rokok memang menghasilkan lebih banyak bahan kimia beracun. Tetapi, uap vape juga mengandung bahan berbahaya seperti formaldehid dan akrolein, yang dapat merusak paru-paru.
Dampak Jangka Pendek dan Panjang Rokok jelas memiliki dampak jangka panjang, seperti kanker dan penyakit jantung. Vape memiliki potensi bahaya akut seperti EVALI, tetapi efek jangka panjangnya masih perlu diteliti lebih mendalam.
Siapa yang Paling Terdampak?
Rokok Aktif dan Pasif Pengguna rokok aktif dan pasif menyebabkan lebih dari 1,2 juta jiwa meninggal setiap tahun akibat asap rokok.
Remaja dan Anak Muda Telah dipaparkan di Indonesia, prevalensi perokok usia 10 hingga 18 tahun mencapai 9,1% (Riskesdas 2018), angka yang terus meningkat. Vape juga populer di kalangan remaja, terutama karena stigma “lebih aman”.
Pengguna Vape Kasus EVALI pada tahun 2020 mencatat 2.800 kasus dengan 68 kematian di Amerika Serikat.
Apa yang Dapat Kita Lakukan?
Permasalahan ini memerlukan peran aktif dari berbagai pihak:
Pemerintah
Perluan regulasi yang lebih ketat tentang pemasaran rokok dan vape, terutama yang berlaku pada kalangan remaja.
Menaikkan tarif cukai produk tembakau dan vape supaya menekan kekuatan pembelian remaja.
Pendidikan dan Kampanye
Peningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya rokok dan vape melalui sekolah, perguruan tinggi, dan media sosial.
Adakan seminar atau rapat guna memberikan pemahaman yang lebih luas.
Masyarakat dan Individu
Mulai dari diri sendiri dengan menghindari rokok dan merokok elektronik. Dukung teman atau keluarga untuk berhenti merokok.
Baik rokok konvensional maupun vape sama-sama berbahaya. Rokok telah memiliki risiko panjang yang jelas, sementara vape membawa risiko baru yang belum sepenuhnya diketahui. Jangan tergoda dengan klaim “lebih aman” dari vape. Untuk menciptakan generasi yang lebih sehat, kita harus bekerja sama: pemerintah, pendidikan, dan masyarakat. Mari dimulai perubahan dari diri kita sendiri dan bersama-sama menciptakan masa depan bebas asap dan uap berbahaya!
Referensi:
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (2023). Sifat-Sifat Lingkungan dari Tembakau.
Institut Nasional Abusi Narkotika. (2023). Waspada: Apa yang Anda Butuh Ketahui tentang Vaping.
CDC (Centers for Disease Control and Perawatan). (2024). EVALI: Wabah dan Pencegahan.
Artikel dibuat oleh: Gema Sadewa Ahimsa Pramudya, Muhamad Rafly Syahputra, Nisa Rahmadani, Rakha Ananta Saputra
