Orang yang Pamer Kekayaan di Medsos Sering Lakukan 8 Hal Ini, Psikolog Ungkap Faktanya

Diposting pada
banner 336x280


Info Terbaru Indonesia

– Pada zaman media sosial saat ini, banyak individu bersaing untuk menciptakan gambaran yang gemerlap. Beranda Instagram dipadati dengan foto tas eksklusif, perjalanan mewah, serta hidangan dari restoran bergengsi.

Namun jika ditelisik lebih jauh, seringkali semuanya hanyalah untuk satu tujuan: tampak seperti orang yang berkelimpahan. Fenomena ini bukanlah sesuatu yang baru lagi. Banyak warganet seakan ingin berseru, “Mohon anggap saja aku kaya!” kendati saldo di rekening tak selaras.

Mari kita lihat delapan kebiasaan yang sering kelihatan di media sosial ketika seseorang berpura-pura kaya, padahal hal itu malah membuat kita tersenyum paksakan atau menggaruk kepala kesal, seperti dilansir dari News Reports pada hari Kamis (10/4).


1. Menunjukkan kekayaan berlimpah secara terus-menerus

Tas bermerk, sepatu designer, dan jam tangan premium – semuanya ditampilkan seperti dalam katalog butik. Jika setiap pekan Anda mengunggah pembelian barang-barang mewah, kemungkinan besar ini tidak menunjukkan bahwa Anda benar-benar memiliki kecukupan finansial, melainkan ingin tampak “mewah”.

Uniknya, orang yang sungguh kaya cenderung acuh terhadap hal tersebut. Mereka tidak memerlukan konfirmasi melalui like atau komentar pengguna lain di platform media sosial.


2. Musim libur selalu berlanjut

Tadi malam baru kembali dari perjalanan ke Bali, minggu berikutnya sudah merencanakan untuk mengunjungi Jepang, kemudian melanjutkan petualangan ke Paris. Beranda media sosial saya dipenuhi dengan foto-foto indah yang menampilkan panorama tropis serta gelas minuman kelapa segar di tepi pantai.

Namun siapa menyangka, ternyata semuanya sering kali disebabkan oleh penggunaan kartu kredit yang kesulitan membayar tagihannya. Oleh karena itu, jangan mudah untuk mempercayai apa yang terlihat. Di balik foto-foto tersenyum dengan penuh kegembiraan di bandara, mungkin saja tertutupi oleh tumpukan angsuran yang harus dibayar.


3. Terus makan di tempat mewah yang harganya tinggi

Makan malam steak dengan harga setara upah bulanan atau mencicipi puding buatan chef terkenal pastinya menggugah selera. Namun, jika hal tersebut dilakukan setiap pekan, mungkin sudah waktunya bertanya: apakah ini tentang gaya hidup atau hanya kesenangan semata?

Menurut Warren Buffett, membeli hal-hal yang tidak diperlukan akan membuat Anda akhirnya menjual kebutuhan penting seiring berjalannya waktu. Pandangan bijak dari Bapak Buffett ini!


4. Rumah megah yang tampak seolah-olah dari brosur perumahan

Mulai dari marmer yang bersih dan mengkilap hingga kolam renang dengan pemandangan tak terbatas, semua ditampilkan. Namun jangan lupakan fakta bahwa nyaris setengah hutang keluarga di Amerika Serikat berasal dari pinjaman perumahan. Lalu bagaimana hal ini di Indonesia? Bisa jadi rumahnya besar tetapi isi dompet kosong.


5. Foto bareng seleb, biar terlihat eksklusif

Terkadang ada orang yang suka mengunggah foto diri bersama selebritas. Tetapi umumnya hal tersebut hanya terjadi sesekali saja.
meet
and greet
berbayar, bukan temenan beneran.

Hanya karena bersamaan dengan fotografi dengan seorang artis, tidak selalu menandakan bahwa kehidupannya seramai yang terlihat. Jadi mungkin saja itu adalah saat “bersinar” unik dalam tahunnya.


6. Perangkat baru setiap beberapa bulan

Baru aja
unboxing
iPhone paling baru sudah dirilis, kemudian ada juga unggahan tentang PS5 yang tersedia, dan dilanjutkan dengan peluncuran jam tangan pintar teranyar. Kehidupanku seolah menjadi sebuah buku panduan elektronik hidup.

Namun kenyataannya, banyak orang menjual perangkat elektronik bekas mereka setelah membelinya untuk konten. Mereka pamer terlebih dahulu tetapi menyesal kemudian.


7. Kegemaran Mewah Layak Sultan

Bermain golf, memacu kuda, atau menyewa kapal pesiar – tampaknya mengagumkan, tetapi isi dompet Anda mungkin tidak sependapat.

Hobi yang mewah dapat menghabiskan uang dengan cepat bahkan sebelum Anda sempat menyapukan kartu pembayaran di kasir. Terkadang, hal ini hanya dilakukan untuk menciptakan citra kehidupan bergengsi, sementara hati dan jumlah saldo di akun Anda berteriak meminta pertolongan.


8. “Pameran Rendah Hati” yang sebenarnya agak sombong

Katakanlah caption seperti ini, “Hanya sekedar minum kopi sambil menanti supir mobil Ferrari,” atau mungkin, “Sangat lelah berpindah-pindah menggunakan kursi bisnis.” Meskipun begitu, maksudnya sama saja: ingin membanggakan diri. Orang-orang sejati dengan keadaan ekonomi baik umumnya tidak banyak bicara tentang hal tersebut. Malahan mereka yang paling sering mengoceh biasanya… Anda pasti sudah bisa menyimpulkan siapa itu.


Ringkasan: Hindari Tertipu oleh Dunia Maya

Medsos itu seperti panggung sandiwara. Yang ditampilkan hanya bagian terbaik, dan kadang fiktif. Jangan sampai kamu merasa minder hanya karena melihat hidup orang lain yang kelihatannya mewah.

Kekayaan sejati bukan soal barang atau followers. Tapi soal hidup yang damai, bahagia, dan nggak pura-pura. Jadi, daripada mengejar tampilan, lebih baik kejar ketenangan.

Advertisement